Sejatinya keluarga itu dibangun atas dasar manusia dengan manusia. Namun memiliki anak harus di rencanakanlah loh bukan karena apa- apa ini berpengaruh pada tingkat kesejahteraa, pembagian kasih sayang dan lain sebagainya. Program pemerintah itu sendiri yakni 2 anak cukup, mengapa? Hal ini didasari pada tingkat kesejahteraan yang berpengaruh juga pada kemakmuran bangsa Indonesia itu srendiri. Contoh saat Covid hari ini pemerintah harus menganggarkan uang untuk berapa jumlah Kepala Keluarga yang harus di danai? Nah Misal seorang keluarga memilki lebih dari 2 anak misalnya 7 orang anak artinya nanti si anak kalau sudah dewasa akan membangun sebuah keluarga yang tadinya 1 KK menjadi 8 KK. Pemerintah dalam situasi darurat harus mendanai yang asalnya pada tahun 1980 itu satu KK sekarang di tahun 2021 Pemerintah harus mendanai 8 KK dalam kurun waktu 20- 30 tahun ke depan. itu baru di hitung persatu kepala keluarga jika tanpa KB maka dalam 30 tahun mendatang Pemerintah harus mendanai 8 KK persatu keluarga dulunya.
Inilah Pragmatisnya jumlah anak dengan kesejahteran yang tentu berpengaruh terhadap perekonomian suatu bangsa. Hal ini tentu tidak akan terlalu berpengaruh jika keluarganya hidup sejahtera. Mau berapa anakpun tidak masalah jika di barengi perekonomian yang kuat, namun ekonomi saja tidak cukup mengatasi problematika itu. Hal paling utama adalah keharmonisan, rasa cinta dan kasih sayang karena jika tidak di barengi seperti itu tingkat kriminalitas akan naik. Banyak orang dengan ekonomi yang sejahtera tingkat kriminalitas misal melakukan kejahatan Narkoba, Seks bebas, Persekusi, dan kejahatan mentalitas lainnya karena faktor keharmonisan yang kurang antar keluarga. Untuk itu Keluarga berencana menjadi sutu tombak bangsa ke depannnya. Ini sangat perlu dilakukan, edukasi terapan ke masyarakat dan lain sebagainya mengapa pentingnya Program keluarga Berencana itu?
Nah sebenarnya dalam 2 anak itu berapa batasan jarak yang ideal. Menurut Pemerintah itu sendiri jarak yang Ideal minimal 3 tahun atau 5 tahun selanjutnya di muali dengan perencanaan moomongan lagi. Banyak anak banyak Rezeki? Prinsip itu sah- sah saja namun bagaimana dengan Pemerintah itu sendiri jika terjadi wabah atau Program bantuan Apa Pemerintah sanggup membiayai PerKKnya? Karena sesuai amanat sila ke 5 yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia artinya kita ini hidup harus adil dalam pemertaan kesejahteraan sosial. Nah ini yang jadi permasalah ketika kesejahteraan hari ini tidak direncanakan dengan matang..
Untuk itu, membangun keluarga tentu harus direncanakan karena bukan hanya kepada keluarga itu sendiri tapi berdampak pada kesejahteraan suatu bangsa. Sebenarnya China juga banyak anak, tapi mereka perkepala keluarga bisa sejahtera mengapa? Karena prinsip hidup orang China itu berupa kemandirian, mereka menyebarkan anak- anaknya ke beragam penjuru dunia. Ada sebuah budaya hidup orang China yang mendasari mereka berani punya anak banyak tapi disisi lain sejahtera. makannya Rosulpun berdalih Carilah Ilmu sampai ke negeri China. Karena memang China itu sangat unik namun mereka sangat berdampak. Misalnya kita contoh negara Islam yang kaya seperti Arab Saudi? Mereka bisa saja secara ekonomi Per KK sudah kuat dan Ekonomi dalam pemerintahan Arab saja sudah kuat. Tak hanya 1 dalam keluarga Arab terkenal akan Poligaminya dalam membiayai banyak anak karena mereka mampu. Ya mereka mampu dari segi individualis, sosial dan juga Pemerintahannya. Bagaimana dengan Indonesia? Sebenarnya Indonesia kurang siap secara ekonomi, emosial maupun kultur. Jadi bagaimana menyejahterakan anak- anaknya terlebih dahulu sampai berhasil apakah sanggup jika banyak anak di kemudia hari, apakah sanggu negara ini nanti menampung hidup banyak kepala keluarga?. Ini memang wancana Kontroversial namun Logis buat hari ini. Jika PerKK sejahtera seperti Rafi Ahmad ataupun tokoh- btokoh lainnya silahkan namun mayoritas kita hari ini bagaimana perekonomiannya dan bagaimana kesiapan pemerintahnya dalam menanggung Perkepala Keluarga nantinya. (Sani Fitriyani)
0 komentar:
Posting Komentar